6 Kesalahan Penggunaan Perlengkapan Safety yang Banyak Orang Lakukan


Pentingnya penggunaan perlengkapan safety di lingkungan kerja tidak dapat diabaikan, karena hal ini merupakan kunci utama dalam menjaga kesejahteraan dan keselamatan pekerja. Perlengkapan safety dirancang khusus untuk melindungi pekerja dari risiko berbagai jenis cedera dan paparan berbagai bahaya di tempat kerja. Baik berupa helm, kacamata pelindung, sarung tangan, sepatu pelindung, hingga alat pelindung diri (APD) khusus seperti respirator atau full body harness, perlengkapan safety bertindak sebagai barisan pertahanan pertama untuk mengurangi risiko cedera dan memastikan tempat kerja yang aman.


Selain melindungi pekerja dari potensi bahaya fisik, perlengkapan safety juga membantu dalam meminimalkan risiko terkait dengan paparan bahan kimia atau radiasi, yang dapat berdampak jangka panjang terhadap kesehatan pekerja. Dengan menggunakan perlengkapan safety yang sesuai, pekerja dapat bekerja dengan lebih percaya diri dan efisien, tanpa mengorbankan kesejahteraan pribadi mereka. 



Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut enam kesalahan penggunaan perlengkapan safety yang masih banyak orang lakukan.


Berasumsi dan Percaya Diri Berlebihan

Banyak orang cenderung meremehkan potensi bahaya dan mengabaikan prosedur keselamatan karena mereka merasa sudah sangat berpengalaman atau terlalu yakin dengan kemampuan mereka. Hal ini dapat mengakibatkan ketidaktelitian dalam menggunakan alat-alat safety atau bahkan mengabaikan perlindungan yang seharusnya digunakan, meningkatkan risiko kecelakaan yang sebenarnya dapat dihindari.


Percaya diri berlebihan juga dapat mendorong orang untuk mengambil risiko yang tidak perlu, seperti melakukan tugas berbahaya tanpa persiapan yang memadai atau menyepelekan potensi risiko. Kesalahan ini sering kali dipicu oleh ketidakpahaman terhadap potensi bahaya dan kurangnya kesadaran akan pentingnya tindakan pencegahan. 


Baca juga: 3 Cara Mudah Reapply Sunscreen



Tidak Melapor Saat Terjadi Kecelakaan Kerja 

Banyak orang cenderung merasa takut atau ragu untuk melaporkan kejadian tersebut, mungkin karena khawatir akan konsekuensi atau sanksi yang mungkin dihadapi. Sebaliknya, melaporkan kecelakaan kerja adalah langkah kritis dalam menjaga keselamatan dan kesehatan semua pekerja di tempat kerja. Tidak melaporkan kecelakaan dapat menghambat upaya penyelidikan dan pencegahan lebih lanjut, sehingga potensi risiko atau masalah keselamatan mungkin tidak teridentifikasi atau diatasi dengan cepat.


Sebagai contoh ketidakmampuan atau keengganan untuk melaporkan kecelakaan kerja, terutama yang berhubungan dengan arus bolak-balik. Kecelakaan seperti kontak dengan listrik dapat memiliki konsekuensi yang sangat serius, termasuk cedera fatal atau luka bakar parah. Sayangnya, ada kecenderungan di kalangan pekerja untuk tidak melaporkan kejadian tersebut, mungkin karena ketakutan akan sanksi atau kekhawatiran terhadap reputasi pribadi atau perusahaan.


Menggunakan Peralatan Kerja dengan Cara yang Salah

Banyak pekerja mungkin kurang memperhatikan atau mengabaikan prosedur penggunaan yang benar untuk alat-alat tertentu, terutama jika mereka merasa familiar atau telah lama berpengalaman dalam pekerjaan tersebut. Misalnya, mengabaikan petunjuk penggunaan pada mesin atau peralatan berat dapat menyebabkan risiko cedera serius atau kegagalan operasional. Kesalahan semacam ini juga dapat merugikan peralatan, mengurangi umur pakai, dan meningkatkan biaya perawatan atau penggantian.


Penting untuk memberikan pelatihan yang memadai kepada pekerja tentang cara menggunakan peralatan dengan benar dan mengingatkan mereka secara teratur tentang praktik keselamatan yang diperlukan. Selain itu, menciptakan lingkungan kerja yang mempromosikan komunikasi terbuka dan kolaboratif dapat membantu pekerja untuk lebih sadar dan berkomitmen terhadap penerapan prosedur keselamatan. 


Baca juga: AMATERASUN: Sunscreen Transparan Pertama! Seunik Apa Sih?



Tidak Menggunakan Alat Pelindung Diri

Beberapa pekerja mungkin menganggap APD sebagai hambatan atau menganggapnya tidak nyaman, sehingga mereka memilih untuk tidak menggunakannya saat bekerja. Tanpa APD yang sesuai, risiko cedera atau paparan bahan berbahaya dapat meningkat secara signifikan. Terlebih lagi, penggunaan APD yang tidak benar, seperti memakai masker debu di bawah hidung atau tidak memasang kacamata pelindung dengan benar, juga dapat mengurangi efektivitas APD tersebut.


Penting untuk meningkatkan kesadaran pekerja tentang pentingnya menggunakan APD dan memberikan edukasi yang memadai tentang cara menggunakan setiap alat dengan benar. Pemahaman yang kurang tentang potensi risiko dapat menyebabkan pengurangan penggunaan APD, yang seharusnya menjadi lapisan perlindungan utama terutama dalam pekerjaan di ketinggian. Tidak menggunakan full body harness atau penggunaan yang tidak benar dari APD semacam itu dapat meningkatkan risiko cedera serius atau bahkan kematian akibat jatuh dari ketinggian.


Buru-Buru dalam Menyelesaikan Pekerjaan

Beberapa pekerja mungkin merasa tergesa-gesa untuk menyelesaikan tugas mereka dengan cepat, tanpa memperhatikan protokol keselamatan yang seharusnya diikuti. Ketergesa-gesaan ini dapat mengakibatkan kelalaian terhadap penggunaan perlengkapan safety yang diperlukan, seperti mengabaikan pemakaian helm, sarung tangan, atau sepatu pelindung. Sikap ini tidak hanya meningkatkan risiko kecelakaan, tetapi juga dapat membahayakan keselamatan pekerja dan orang di sekitarnya.


Penting untuk memberikan kesadaran kepada pekerja tentang pentingnya mematuhi prosedur keselamatan dan tidak mengorbankan keamanan hanya demi menyelesaikan pekerjaan dengan cepat. Pelatihan yang efektif dan penekanan pada nilai-nilai keselamatan di tempat kerja dapat membantu mengubah sikap buru-buru menjadi lebih berhati-hati dan memastikan bahwa perlengkapan safety digunakan dengan benar dan konsisten. 


Tidak Menjaga Kebersihan dan Ketertiban

Kondisi kerja yang berantakan atau kotor dapat menjadi sumber potensi risiko keselamatan, seperti risiko tergelincir atau terpeleset akibat tumpahan bahan kimia atau alat kerja yang tidak tertata dengan baik. Pekerjaan yang dilakukan dalam lingkungan yang tidak teratur juga dapat menghambat kemampuan pekerja untuk dengan cepat mengakses dan menggunakan perlengkapan safety yang mungkin diperlukan dalam situasi darurat. Oleh karena itu, menjaga kebersihan dan ketertiban di tempat kerja tidak hanya merupakan praktik baik untuk produktivitas, tetapi juga merupakan langkah kunci untuk mencegah kecelakaan dan melindungi keselamatan pekerja.


Pentingnya menjaga kebersihan dan ketertiban harus ditekankan melalui pelatihan dan kesadaran di tempat kerja. Pekerja perlu mendapatkan pemahaman tentang dampak dari kondisi kerja yang tidak teratur terhadap keselamatan dan kesehatan mereka sendiri. Implementasi kebijakan dan prosedur untuk menjaga kebersihan area kerja, serta memberikan sarana untuk penyimpanan yang terorganisir, dapat membantu menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman. 


Baca juga: SKIN1004 Madagascar Centella Hyalu-Cica Water-Fit Sun Serum dan Silky-Fit Sun Stick: Fall in Love at First Sight!

Sebagai penutup, penting untuk diingat bahwa penggunaan perlengkapan safety di tempat kerja tidak hanya sekadar kepatuhan terhadap peraturan, tetapi juga merupakan langkah proaktif untuk melindungi diri sendiri dan rekan kerja dari potensi bahaya dan cedera. Dengan meningkatkan kesadaran, memberikan pelatihan yang memadai, dan menciptakan budaya keselamatan yang kuat, kita dapat mengurangi risiko kecelakaan dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan lebih sehat bagi semua orang. Mari kita berkomitmen untuk menjaga keamanan dan kesejahteraan kita sendiri serta orang lain di tempat kerja, sehingga kita semua dapat bekerja dengan lebih tenang dan produktif tanpa mengorbankan keselamatan.


Next Post Previous Post
1 Comments
  • Fanny_dcatqueen
    Fanny_dcatqueen February 22, 2024 at 3:29 AM

    Dulu zaman kerja di bank asing, bahkan di sana SOP safety procedurenya ketat banget. Pernah ada temen jatuh dari tangga, dan itu wajiib dilaporkan ke bagian procedure and safety. Langsung saat itu semua tangga di seluruh cabang di indonesia, di pasang kertas yg ditempel di anak tangga supaya ga licin lagi.

    Itu saking company peduli banget soal hal begini. Bisa jadi karena mereka juga bank asing dari Inggris yg memang ketat soal aturan keamanan.

    Posisi meja, posisi barang yg tidak boleh menghalangi pintu darurat semua diperhatiin dan ada dalam SOP.. Kalo audit datang dan melihat pintu emergency ada barang di depan pintunya, walopun cuma 1 kotak misalnya, itu langsung finding merah.

    Terlihat sepele, tpi sbnrnya penting banget ☺.. Krn di saat ada accident, semua pihak akan ditanya sudah melakukan sesuai prosedur atau tidak.

Add Comment
comment url