Pak Adit, Guru Favorit Si Cikal
Tak pernah terpikir sebelumnya bahwa guru favorit Si Cikal ternyata lahir di tahun 2000-an—bahkan usianya lebih muda dari beberapa keponakan saya. Tapi itulah kenyataannya. Pak Adit, sosok muda dari generasi Z, justru menjadi guru yang paling membekas di hati anak saya.
Pak Adit mengajar dengan gaya khas gen Z: santai tapi tetap terarah, dekat dengan murid tanpa kehilangan wibawa, dan mampu membuat pelajaran terasa ringan dan menyenangkan. Ia tidak hanya menyampaikan materi, tapi juga membawakannya dengan cara yang membuat anak-anak betah, tertawa, dan tetap fokus.
Menurut Si Cikal, pelajaran yang awalnya terasa sulit jadi mudah dipahami karena penjelasan Pak Adit simpel, logis, dan sering dibumbui analogi lucu yang relevan dengan dunia anak-anak. Ia tahu kapan harus serius, kapan harus memberi ruang untuk anak tertawa, dan kapan harus memberi dorongan kecil agar mereka berani mencoba.
Lebih dari sekadar guru muda, Pak Adit adalah contoh bahwa usia bukan penghalang untuk menjadi inspirasi. Di tengah kekhawatiran banyak orang tua soal dunia pendidikan, saya justru lega melihat bahwa guru-guru muda seperti Pak Adit mampu menjembatani dunia belajar anak-anak dengan pendekatan yang relevan dan manusiawi.
Pak Adit membuktikan bahwa menjadi guru bukan soal usia, tapi soal kemampuan untuk menyentuh hati dan menyalakan semangat belajar. Dan untuk Si Cikal, Pak Adit sudah jadi bagian dari masa kecil yang akan dikenang dengan senyum.
Baca juga: Melempar Uang ke Penari Anak: Sopankah?
Terimakasih atas setahun di kelas Si Cikal. Semoga tahun depan diberi kesempatan mengajar lagi di kelas Si Cikal. Sukses selalu!
Sempat salfok sama tulisannya, kukira si Cikal ini nama sekolah lho. Karena ada sekolah namanya sekolah cikal. Oalah ternyata.. Hahah..
Jadi guru itu nggak cuma harus pandai, sekarang tuh lebih ke gimana guru yang bisa memahami siswanya. :)
Sering lihat di TikTok, para guru muda yang merupakan genZ, emang cara mengajarnya lebih asik dan cocok dengan murid-murid yang gen alpha. Dan kalau bisa, memang harus tetap ada batasan dan bisa memiliha kapan waktu serius dan waktu bercanda. Sehingga murid tetap bisa menghormati guru genZ.
Cerita Pak Adit ini hangat dan menyentuh. Kadang orang sederhana punya pengaruh besar tanpa disadari.
Ceritanya ngalir banget nih. Meskipun pendek tapi seru, selalu aku tungguin cerita-cerita selanjutnya kak
Gaya ngajar kayak gini yang bikin anak betah dan materi nyantol. Bener juga, pendidik muda itu bisa nyambung banget sama murid masa kini tanpa lepas wibawa. Respect!
Makanya nggak boleh sepelein seseorang dari umurnya ya... Justru karena Gen Z paling tahu trend jadi bisa mengajar dengan cara yang sesuai zaman
Apalagi kalo punya pendekatan yang personal pada si anak ya ini Guru yang ideal, setiap murid mendapatkan pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan muridnya...., dan pastinya apalagi kalo pak adit suka nyisipin cerita lucu ke anak jadi gak jenuh ya, pantes jadi favorit....
jadi ingat sama guru anakku yang gayanya juga anak muda banget dan anakku juga suka sama beliau. memang pastinya guru juga sebaiknya bisa mengajar sesuai dengan gen yang diajarnya yaa agar pelajaran bisa lebih menyenangkan
Guru di sekolah yang ngemong ke anak anak lebih disenangi anak anak bahkan disukai orangtuanya juga...faktor responsif, perhatian jadi pengaruh baik untuk anak anak selama dikelas....pertahankan pak adit
Sebagai Gen Z juga, aku bisa ngerasain gimana pentingnya guru yang nggak cuma pintar, tapi juga ngerti cara nyampein materi dengan cara yang fun dan relevan.
Masya Allah..keren sekali pa Adit. Anak muda penuh dedikasi. Guru itu bukan hanya penguasaan ilmu yang dibutuhkan tapi juga keterampilan menyampaikan ilmu tersebut. Kalau guru kaya pa Adit ini paket komplit, semua ada. Kereen pa Adit
seru kayaknya gaya mengajar Pak Adit yang kekinian. Anak-anak pasti akrab dan cepat menyerap materi pelajaran
Guru yang baik dan perhatian kaya pa adit tokoh cerita diatas dengan metode kekinian untuk ngajarin anak2 pastinya dambaan stiap murid jadinya muridnya pinter2
Keunikan seorang pengajar adalah dia tahu kemampuan menyentuh hati para peserta didik. Inspirasi menarik ini dari kisah Pak Adit
Ketemu guru kaya gitu, pasti nyenengin. Guru tuh gak hanya harus pintar, tapi kudu harus bisa nyampaiin pelajaran dengan menyenangkan dan memahamkan
Tulisan yang hangat dan menyentuh! Kadang kita lupa kalau kualitas seorang guru nggak ditentukan usia, tapi dari caranya terhubung dengan murid. Salut buat Pak Adit—bukti nyata bahwa generasi Z pun bisa jadi panutan dan punya dampak besar dalam dunia pendidikan.
Pak Adit benar-benar memberi contoh bahwa menjadi guru sejati adalah tentang dedikasi, empati, dan kemampuan membangun hubungan dengan murid. Tak perlu muda, yang penting hatinya terus tumbuh bersama mereka.
Karena guru jaman skarang yang bisa 'dekat' dengan anak-anak adalah yang bisa memahami dan asik diajak ngobrol sama anak-anak. Dengan pendekatan personal, anak-anak pun semakin suka dengan pelajaran yang diberikan.